Kamis, 27 Maret 2014

Kesalahan Pada Terapi Bekam Yang Harus Di Hindari


Terapi Bekam - Pengetahuan tentang pantangan atau hal-hal yang perlu dihindari dan kekeliruan saat terapi bekam. sesungguhnya secara luas dan umum terapi bekam amatlah safe serta gampang dikerjakan oleh siapa saja seandainya terapis (orang yang ahli dibidang terapi)  bekam tersebut sudah memiliki juga membekali diri dengan seluruh dasar-dasar pengetahuan perihal pantangan terapi bekam serta kesalahan-kesalahan yang kerap dilakuakan terlebih para terapis bekam pemula.
Ilustrasi: Kesalahan Pada Terapi Bekam Yang Harus Di Hindari

Beberapa Pantangan Dalam Terapi Bekam, Berikut ini adalah kondisi yang harus dihindari untuk tidak dilakukan Terapi Bekam :

Hindari  memberi Terapi Bekam pada pasien yang fisiknya sangat lemah, sedang mengalami kelelahan berat dan yang memiliki tekanan darah < 80mmHg. Hal ini bisa menyebabkan resiko pasien syok/pingsan. Demikian juga sebaiknya menghindari untuk melakukan Terapi Bekam pada pasien yang sudah jompo dan lemah fisiknya serta anak-anak yang tubuhnya lemah/ di bawah usia 3 tahun.

Hindari melakukan Terapi Bekam kepada wanita hamil pada saat usia kehamilan 3 bulan pertama (trimester awal). Jangan memberikan Terapi Bekam kepada wanita yang sedang haidh dan nifas karena pada saat kondisi tersebut wanita sedang mengalami pengeluaran darah alami cukup banyak, sehingga akan dikhawatirkan bisa melemahkan kondisi fisik wanita tersebut. Jangan sekali-kali melakukan Terapi Bekam tepat diatas perut wanita yang sedang  hamil.

Sangat Tidak dianjurkan melakuakn Terapi Bekam pada pasien yang memilki kondisi perut dalam kekenyangan, kehausan, kelaparan, kelelahan, setelah beraktivitas berat, tubuh lemah dan tubuh pasie mengalami demam (kedinginan).

Tidak disarankan melakukan Terapi Bekam secara langsung setelah pasien makan besar (Terapi Bekam hanya dapat dilakukan minimal dua jam setelah pasien makan). Setelah Terapi Bekam juga jangan langsung makan, melainkan hanya meminum  minuman yang manis-manis seperti madu atau sebagainya.

Jangan dilakukan Terapi Bekam secara langsung setelah mandi, terutama setelah mandi dengan air dingin. sangat Tidak dianjurkan langsung mandi setelah di Terapi Bekam, melainkan menunggu setelah 2 jam. pasien hanya Dianjurkan untuk mandi dengan air hangat.

Hindari untuk melakukan Terapi Bekam basah pada pasien leukimia (penyakit kanker darah), penyakit hepatitis yang parah, TBC aktif, HIV/ODA, hemofilia, malignant anemia, trombositopenia, penderita kelainan klep jantung atau pasiaen yang menggunakan alat pacu jantung serta penyakit lainnya yang parah kecuali oleh ahli Terapi Bekam yang berpengalaman dan dengan pengawasan dokter.

Sangat Tidak dianjurkan untuk melakukan Terapi Bekam basah pada pasien yang menderita diabetes (Penyakit kencing Manis ) dengan kondisi kadar gula darah sewaktu (GDS) diatas 250mg/dL kecuali dilakukan oleh Terapis Bekam yang sudah sangat ahli dan berpengalaman.
Jangan memberikan Terapi Bekam basah, kepada pasien yang baru saja memberikan donor darah atau orang yang baru mengalami kecelakaan dengan faktor darahnya berkurang.

Hindari melakukan Terapi Bekam kepada pasien yang mengidap penyakit kulit merata atau penderita penyakit alergi kulit yang parah, seperti penyakit ulserasi (luka koreng basah atau luka bernanah) dan edema.

Hindari memberikan Terapi Bekam untuk pasien yang sedang mengkonsumsi obat-obat pengencer darah(seperti heparin). pemberian Terapi -Terapi Bekam  bisa dilakukan setelah 48 sebelummnya pasien telah berhenti atau menghentikan terlebih dahulu konsumsi obat-obat pengencer darah tersebut.

Jangan melakukan Terapi Bekam secara langsung pada bagian yang luka, seperti urat sendi yang robek, patah tulang, tumor serta varises. pemberian Terapi Bekam pada kasus varises hanya dilakukan beberapa cm disekitar daerah pembuluh darah yang rusak.
Jangan pernah memberkam pada daerah perut yang terlalu keras. Bagian perut adalah sangat lemah karena memiliki lapisan otot-otot yang sangat tipis.

Seharusnya Hindari untuk melakukan atau memberikan Terapi Bekam pada bagian seluruh  tubuh seperti berikut : pada Lubang alamiah tubuh (mata, hidung, telinga, mulut, kemaluan, anus dan puting susu), pada daerah sistem nodus limfa atau kelenjar getah bening (bawah ketiak, selangkangan, leher bagian samping, dll), tepat pada bagian atas pembuluh darah yang besar.
Beberapa poin bekam diatas sebenarnya masih bisa di lakukan bekam, tapi hanya boleh dilakukan seorang yang benar-benar sudah ahli dalam Terapi Bekam atau terapis yang professional, berpengalaman juga dan atas pengawasan dokter yang berkompeten.

Faktor Kesalahan Pada Terapi Bekam

Beberapa faktor Kesalahan dalam melakukan Terapi Bekam bisa disebabkan oleh karena kurangnya atau minimnya pengetahuan, tentang anatomi  fisiologis tubuh, keterbatasan ilmu pengetahuan tentang penyakit, juga cara kerja dan mekanisme pada Terapi Bekam. Terapi Bekam sendiri adalah salahsatu metode atau tindakan medis (bedah minor) oleh karenanya maka proses melakukan Terapi Bekam haruslah mengedepankan standarisasi medis. Contoh-contoh kesalahan Terapi Bekam diantaranya adalah:

1. Kurangnya Persiapan-persiapan pasien yang akan diberi terapi. sebelum saat dikerjakan terapi bekam seorang terapis bekam mesti memeriksa keadaan umum serta penyakit yang diderita pasien. kontrol tekanan darah ( tensi ) adalah kontrol sekurang-kurangnya yang harus dikerjakan. kekeliruan pada poin ini dapat  memberikan efek buruk atau membahayakan pasien terlebih bila kondisinya tengah drop.

meremehkan problem seputar penyakit yang diderita pasien layaknya pada pasien yang menderita diabetes, hepatitis, Aids, dan lain-lain dapat mengakibatkan atau memicu risiko tertularnya atau menularnya penyakit pada pasien juga terapis bekam.

2. memberika terapi atau melakukan terapi bekam di area terbuka yang diluar ruangan atau terlampau dingin. hal ini di kuatirkan luka sayatan terapi bekam bisa terkena atau tercemar debu/kotoran yang berterbangan. tak hanya itu juga, tidak dianjurkan memberikan terapi bekam di area dengan sirkulasi hawa yang kurang atau pada ruangan yang pengap. janganlah menyalakan kipas angin/blower pas di atas pasien yang tengah diterapi bekam.

3. meremehkan sterilitas peralatan bekam. banyak terapis bekam cuma memercayakan pada sistem sterilisasi kop serta alat terapi bekam pada detergen, pemutih, rebusan air atau alkohol. tidak dimilikinya alat sterilisator standar untuk peralatan medis mengakibatkan efek tinggi akan terkena infeksi kuman sepanjang terapi bekam dilakukan.

4. Peralatan terapi ala kadarnya. didalam praktek terapi bekam, banyak diantara beberapa pakar terapi bekam cuma memakai atau mempergunakan alat-alat sekedarnya tanpa mencermati factor kebersihan atau sterilitas alat serta lingkungan, sterilisasi serta higenisnya, layaknya pemakaian tisu untuk membersihkan sisa-sisa darah, terlebih jika tisu gulung untuk toilet. mengakibatkan nampak respon negatif pada terapan terapi bekam secara umum. tiap-tiap pasien dengan memiliki riwayat penyakit hepatitis, narkoba, serta penyakit HIV-AIDS ( ODA ) mesti mempunyai peralatan terapi bekam tersendiri yang dipisahkan dengan pasien yang lain.

5.    Pemakaian silet atau jarum. Kedua alat tersebut, adalah samasekali bukan alat yang merupakan peralatan medis standar yang dirancang untuk penggunaan tindakan medis terapi bekam. luka yang dihasilkan amat rentan dan memiliki potensi infeksi serta terkontaminasi beberapa bahan yang terdapat pada permukaan logam silet serta jarum.

6.    kekeliruan saat menentukan titik terapi bekam. tak hanya tidak efisien, keterbatasan pengetahuan tentang lokasi titik terapi bekam yang pas dapat merubah hasil terapi bekam yang terpenting. sebagian terapis bekam pemula acap kali, cuma melakukan terapi bekam terbatas pada titik terapi bekam itu-itu saja, walau sebenarnya titik terapi bekam sudah banyak berkembang.
7.    Mitos “semakin banyak titik Terapi Bekam maka semakin cepat sembuh”. Terlalu banyak titik pada saat Terapi Bekam tidaklah berarti menjadikan Terapi Bekam semakin efektif namun yang benar adalah pemilihan titik yang tepat adalah kunci tercapainya tujuan Terapi Bekam.

8.    Terlalu lama memberikan Terapi Bekam pada satu titik. alat Penyedotan kop yang melebihi 20 menit bisa menimbulkan efek samping keluarnya bulla (kantong cairan bening seperti cacar). Hal ini bisa menyebabkan keluhan perih dan beresiko infeksi.
9.    Melakukan penyayatan luka yang terlalu dalam. Hal ini selain memperlambat penyembuhan luka juga menimbulkan resiko mengenai pembuluh darah besar sehingga bisa timbul perdarahan.

10. Harus puasa dulu sebelum Terapi Bekam. Pada pasien tertentu dimana kondisi tubuhnya sedang drop maka puasa bisa membahayakan pasien. Sebaiknya makanlah 2jam sebelum Terapi Bekam, dalam tempo waktu tersebut diharapkan proses pencernaan makanan sebagian besar telah selesai dan bisa memperkecil resiko “pingsan” akibat Terapi Bekam.

0 komentar:

Posting Komentar